Minggu, 13 November 2011

BARANG

Sekarang ini saya sedang membaca sebuah buku yang berjudul "Cowok akan menyanjungmu bagaikan dewi". Buku ini dibuat oleh seorang ayah untuk putrinya. Ayah ini berpikir kalau banyak hal yang harus dia beritahukan kepada putrinya tetapi dia tidak tahu waktunya didunia ini sampai kapan. buku ini bertemakan "Nasihat Ayah untuk Anak Perempuannya". Setelah saya membaca buku ini (baru beberepa topik), saya berpikir kalau saya harus berbagi cerita ini kepada orang lain. Topik yang pertama adalah BARANG.

Tiga tahun lalu, tepat hari ini saya mendapat bunga dari seseorang. Pada saat itu status kita mungkin bisa dibilang dengan istilah "pedekate", 2 minggu kemudian status kita menjadi "pacaran", dan 2 bulan yang lalu status kita berubah menjadi "mantan". Walaupun hubungan kita bukan siapa-siapa lagi tetapi barang yang dia berikan 3 tahun lalu masih saya simpan sampai sekarang. Bunganya udah layu, udah kering, udah mati walaupun orang tersebut masih tetap ada, masih hidup dihati saya. Bunga adalah BARANG. Sebuah simbol dari seseorang yang dikenang padahal barang tersebut tidak ada harganya, tidak ada gunanya, hanya sampah yang saya simpan untuk memenuhi kamar saya.

Banyak orang yang menghambur-hamburkan uang hanya untuk membeli suatu barang yang menurutnya bernilai pada saat itu. Contohnya pada waktu SMP, "Westlife" adalah suatu band dari barat yang sedang naik daun. Bukan cuma saya tetapi kalian juga yang menyukai band tersebut pasti akan membeli poster-posternya,        sticker, pin atau apaun yang berbau "Westlife" tanpa berpikir panjang akan mengeluarkan uang untuk membeli barang-barang tersebut. Tapi coba Anda lihat barang-barang tersebut sekarang, apakah masih berharga? apakah masih membuat Anda bangga memilikinya? (diluar dari fans fanatik). Mungkin barang-barang itu sekarang berada pada sebuah dus dan disimpan didalam gudang atau Anda mungkin sudah lupa pernah memiliki barang-barang tersebut. Ada juga yang rela mengeluarkan uang untuk membeli barang-barang bermerk contohnya seperti dia harus memiliki tas dompet atau apapun itu yang bermerk Gucci. Tapi cobalah Anda pikir, jika ada yang bertanya tentang orang tersebut, apakah barang-barang tersebut yang Anda katakan untuk melambangkan atau menjadi simbol orang tersebut? Tidak kan? Pasti yang Anda katakan adalah sifatnya, sikapnya, kepribadiannya, kecerdasannya ataupun kejelekannya.

Makin hari kita pasti akan membeli barang-barang baru dan walaupun dengan berat hati, barang-barang lama kita akan pindah ke gudang atau disumbangkan ke orang lain kalau tidak rumah kita pasti akan dipenuhi dnegan barang-barang lama.  Mungkin ada barang yang tidak penting tetapi karena pemberian seseorang yang membuat barang tersebut menjadi penting dan membuat kita untuk berberat hati membuangnya atau diberikan kepada orang lain. Tapi cobalah untuk melakukan suatu hal dengan menyimpan atau membuang semua kenangan karena dengan itu setidaknya akan memberikan kelegaan bagi Anda. Jangan jadikan barang tersebut sebagai suatu kenangan yang hanya membuat anda tetap berada pada masa lalu.

Ada salah satu cerita yang membuat saya terharu dari buku ini yang berhubungan dengan barang. Ada seorang anak yang diam-diam mengendarai mobil tanpa sepengetahuan ayahnya. Singkat cerita anak tersebut kecelakaan sehingga dibawa kerumah sakit tapi tidak luka parah. Pada perjalanan pulang ke rumahnya, anak tersebut takut jika bertemu ayahnya karena mobilnya rusak. Pada saat dia masuk kedalam rumah dan melihat ayahnya, ayahnya memanggilnya. Ayahnya belum berkata apa-apa tapi anak tersebut telah berbicara panjang lebar dan meminta maaf tapi ayahnya menyuruhnya diam. Dan kata-kata inilah yang membuat saya terharu, ayahnya berkata: kalau mobil kita bisa cari atau beli yang baru lagi, tetgapi kalau ank tidak bisa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar